ANALISIS SISTEM DISTRIBUSI AIR DARI MATA AIR DI DUSUN KAWEDAN DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE EPANET 2.2
DOI:
https://doi.org/10.55123/storage.v3i3.4036Keywords:
Dusun Kawedan, EPANET, Mata AirAbstract
Mata air merupakan sumber air yang muncul dengan sendirinya ke permukaan dari dalam tanah. Sumber aliran airnya dapat berasal dari air tanah yang mengalami patahan atau retakan sehingga muncul ke permukaan. Dusun Kawedan merupakan salah satu dusun yang berada di Desa Bangunkerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman. Dusun ini berada di kawasan lereng Gunung Merapi dengan luas pemukiman sebesar 7,03 km2 dan jumlah penduduk 735 orang. Di Dusun Kawedan terdapat 7 buah mata air dengan 3 mata air yang debitnya besar. Ketiga mata air tersebut adalah Sumber Lanang, Sumber Munggur, dan Sumber Tulus. Pemanfaatan mata air di Dusun Kawedan belum maksimal. Hal ini disebabkan pendistribusian air yang belum optimal. Jalur distribusi air yang dapat menjangkau rumah-rumah warga sekitar belum ada. Oleh karena itu dibutuhkan analisis tentang distribusi jaringan air bersih yang berasal dari mata air tersebut. Dengan analisis ini diharapkan dapat membuat suatu sistem distribusi air bersih yang sampai ke rumah-rumah masyarakat sekitar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui debit mata di Dusun Kawenan dan mengetahui kebutuhan harian penduduk. Selain itu juga untuk melakukan analisis tentang jaringan distribusi air bersih di Dusun Kawedan yang dapat menjangkau masyarakat sekitar. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan software EPANET 2.2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa besar debit yang berasal dari mata air di Dusun Kawedan antara lain Sumber Lanang sebesar 1,4 liter/s; Sumber Munggur sebesar 2,4 liter/s; dan Sumber Tulus sebesar 2,5 liter/s. Sedangkan besar kebutuhan harian penduduk di Dusun Kawedan sebesar 0,105 liter/s. Sistem pendistribusian air di Dusun Kawedan terdiri atas 3 reservoir. Tekanan tertinggi sebesar 5 m, head tertinggi sebesar 340 m, velocity (kecepatan aliran) tertinggi sebesar 0,66 m/s, flow tertinggi pada sebesar 2,94 LPS, dan unit headloss (kehilangan tekanan) tertinggi sebesar 7,95 m/km.
Downloads
References
Adioetomo dan Samosir, 2010, Dasar-dasara Demografi, Jakarta: Salemba Empat.
Anonim, 2002, Penyusunan Neraca Sumber Daya – Bagian 1: Sumber Daya Air Spasial. SNI 19-6728.1-2002.
Fauziah, K. R., dkk, 2021, Analisis Sistem Distribusi Air Bersih di Perumahan Ciomas Permai Kabupaten Bogor Jawa Barat, Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan, Vol. 06 No. 02, Agustus 2021.
Hendrasari, R. S., dkk, 2021, Pemanfaatan Mata Air Sebagai Alternatif Sumber Air Pada Masa Pandemi Covid 19 (Studi Kasus: Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta), Prosiding CEEDRimMS 2021. Pp 176 – 181.
Iroth, A., dkk, 2018, Pengembangan Sistem Jaringan Air Bersih Di Desa Kasuratan Kecamatan Remboken Kabupaten Minahasa, Jurnla Sipil Statik, Vol. 6, No. 11, pp 875 – 886.
Kause, M., dkk, 2020, Evaluasi Dan Perencanaan Pengembangan Jaringan Air Bersih Di Kota Soe, Jurnal Teknik Sipil, Vol. IX, No. 2, pp 255 – 268.
Kodoatie, R. J., 1996, Pengantar Hidrogeologi, Yogyakarta, Andi Offset.
Lewis, A. R, 2000, EPANET 2, User Manual, United Stated Environmental Protection Agency.
Santosa, L. W., 2021, Hidrogeomorfologi Mata Air Lembah Banjarsari Kecamatan Kalibawang Kabupaten Kulonprogo, Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan, Vol. 8, No. 3, pp 133 – 145.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 Khavidiana Fahmi Addien, Ratna Septi Hendrasari

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.